Pembayaran
kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek kecuali untuk
pembayaran dalam kecil, biasanya dilaksanakan melalui dana kas kecil.
Dana kas kecil merupakan uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. (Zaki Baridwan, 1980 : 63). Seperti halnya ongkos transport atau unit keperluan sehari-hari dimana pembayaran dengan cek untuk hal-hal yang sekecil itu akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tertunda, membosankan, dan beban pencatatannya mahal. Dana kas kecil diserahkan kepada kasir kas kecil yang bertanggung jawab untuk membayar biaya yang relatif kecil dan meminta pengisian kembali dari kas besar.
Dana kas kecil merupakan uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek. (Zaki Baridwan, 1980 : 63). Seperti halnya ongkos transport atau unit keperluan sehari-hari dimana pembayaran dengan cek untuk hal-hal yang sekecil itu akan mengakibatkan pekerjaan menjadi tertunda, membosankan, dan beban pencatatannya mahal. Dana kas kecil diserahkan kepada kasir kas kecil yang bertanggung jawab untuk membayar biaya yang relatif kecil dan meminta pengisian kembali dari kas besar.
Metode
yang digunakan dalam penyelenggaraan kas kecil ada dua, yaitu sebagai
berikut :
1.
Metode Fluktuasi
Dalam
metode ini pembentukan dana kecil dicatat dengan mendebit rekening
dana kas kecil. Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit
rekening dana kas kecil, sehingga saldo rekening kas kecil selalu
berubah. Dalam pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sesuai
dengan keperluan (tidak berdasarkan jumlah pengeluaran sebelumnya)
dan dicatat dengan mendebit rekening dana kas kecil.
2.
Metode Imprest
Pembentukan
dana kas kecil dengan metode ini dilakukan dengan cek dan dicetak
dengan mendebit rekening dana kas kecil. Saldo kas kecil tidak
berubah sesuai yang ditetapkan, kecuali jika saldo yang ditetapkan
itu dinaikkan atau dikurangi. Pengeluaran dana kas kecil tidak
dicatat dalam jurnal tetapi hanya dilakukan dengan mengumpulkan
bukti-bukti transaksi sebagai arsip sementara oleh pemegang kas
kecil. Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan sejumlah rupiah
yang tercantum dalam kumpulan bukti pengeluaran kas kecil. Bukti
penggeluaran ini dicap “telah dibayar” agar tidak digunakan lagi.
Pengisian ini dilakukan dengan cek dan dicatat dengan mendebit
rekening biaya dan mengkredit rekening kas.
Pengeluaran
kas dengan menggunakan cek memiliki kebaikan ditinjau dari
pengendalian intern, yaitu :
a.
Dengan digunakan cek atas nama, pengeluaran cek akan dapat diterima
oleh pihak yang namanya sesuai dengan yang ditulis pada formulir cek.
b.
Dilibatkannya pihak luar dalam hal ini bank, dalam pencatatan
transaksi pengeluaran kas.
c.
Bagi perusahaan yang mengeluarkan cek, pengembalian cancelled check
digunakan sebagai tanda terima dari pihak yang menerima pembayaran.
Check Issuer secara otomatis menerima tanda penerimaan kas di pihak
yang menerima pembayaran.
Dokumen
yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
adalah
1.
Bukti Kas Keluar
2.
Cek
3.
Permintaan cek
Catatan
yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
adalah :
1.
Jurnal Pengeluaran Kas
2.
Register Cek
Fungsi
yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah
:
1.
Fungsi yang Memerlukan Pengeluaran Kas
Apabila
suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, maka fungsi tersebut
mengajukan permintaan cek kepada fungsi pencatat utang.
2.
Fungsi Pencatat Utang
Bertanggung
jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi
kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum
dalam dokumen terebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk
melakukan verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang
dipakai sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar. Selain itu fungsi
ini juga bertanggung jawab untuk menyelenggarakan arsip bukti kas
keluar yang belum dibayar yang berfungsi sebagai buku pembantu.
3.
Fungsi Keuangan
Fungsi
ini bertanggung jawab untuk mengisi cek, memintakan otorisasi atas
cek dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan
langsung kepada kreditur.
4.
Fungsi Akuntansi Biaya
Fungsi
ini bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut
biaya dan persediaan.
5.
Fungsi Akuntansi Umum
Bertanggung
jawab atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal
pengeluaran kas atau register.
6.
Fungsi Audit Intern
Fungsi
ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas secara periodik
dan mencocokkan hasil penghitungannya dengan saldo kas menurut
catatan akuntansi. Selain itu juga bertanggung jawab melakukan
pemeriksaan secara mendadak terhadap saldo kas yang ada di tangan dan
membuat rekonsiliasi bank secara periodik.
Unsur
pengendalian intern dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
dirancang dengan merinci unsur organisasi, sistem otorisasi, dan
prosedur pencatatan, serta unsur praktek yang sehat yang disebutkan
di bawah ini :
Organisasi
1.
Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2.
Transasksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan
sendiri oleh Bagian Kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan
dari fungsi yang lain.
Sistem
Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
3.
Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang
berwewenang
4.
Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan
dari pejabat yang berwewenang.
5.
Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan
tertentu dalam register cek) harus didasarkan bukti kas keluar yang
telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwewenang dan yang
dilampiri dengan dokumen mendukung yang lengkap.
Praktek
yang Sehat
6.
Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan
pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.
7.
Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus
dibubuhi cap “lunas” oleh Bagian Kasa setelah transaksi
pengeluaran kas dilakukan.
8.
Penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan
informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas
oleh fungsi pemeriksa intern (internal audit function) yang merupakan
fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.
9.
Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan
penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan.
10.
Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran
ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas
kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan imprest system.
11.
Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di
tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.
12.
Kas yang ada di tangan (cash insafe) dan kas yang ada di perjalanan
(cash in transit) di asuransikan dari kerugian.
13.
Kasir diasuransikan (fidelity bond insurance).
14.
Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian
terhadap kas yang ada di tangan (misalnya mesin register kas, almari
besi, dan strong room).
15.
Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh Bagian Kasa.
(Mulyadi,
1993 : 519-520)
FLOWCHART PENGELUARAN KAS
Job
Description
- Pemasok
a.
Memberikan daftar barang beserta harga kepada bagian pembelian.
b.
Menyediakan barang yang diminta oleh perusahaan.
- Bagian Gudang
a.
Mengecek barang yang telah habis di gudang
b.
Membuat daftar barang yang telah habis di gudang untuk dilaporkan.
- Bagian Kas
a.
Mengeluarkan sejumlah uang untuk keperluan atau kebutuhan perusahaan
- Bagian Pembukuan
a.
Membuat laporan keuangan atas dasar pengeluaran kas yang telah
dikeluarkan oleh perusahaan
flowchartnya gak nyambung mohon di perbaiki
BalasHapus